Tanah Liat Di Tangan Tukang Periuk

“…Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku..” Yeremia 18:6

Di sebuah ruangan kecil yang diterangi matahari dan dipenuhi dengan aroma tanah liat basah, seorang tukang periuk sedang duduk bekerja membentuk tanah liat di tangannya. Dia memulai pekerjaannya dengan segumpal tanah liat, Bagi mata yang tidak terlatih tanah liat ini tampaknya biasa-biasa saja, tidak berguna dan tidak memiliki arti.

Saat roda pembuat tembikar berputar, tangannya mulai menari, membentuk tanah liat itu dengan hati-hati. Tanah liat yang tidak berbentuk itu secara perlahan mulai berkembang dan mengambil bentuk sesuai dengan arahan dari tangan si tukang periuk.  Ada saat-saat dimana tanah liat itu bergoyang, kemudian runtuh karena tekanan dari beratnya sendiri, tetapi sang periuk, dengan tekanan yang tepat dan dengan sabar, memperbaiki dan mengembalikan tanah liat itu kembali ke bentuk yang diinginkan.

Sepanjang proses ini, tanah liat itu mengalami berbagai hal.  Tanah liat ini dipotong, ditekan, ditarik, dipanaskan dan bahkan mengalami proses dari awal ketika bentuknya terlalu hancur. Tetapi, visi dari tukang periuk ini tidak berubah, dia tetap bertekad untuk membentuk tanah liat ini menurut tujuannya karena dia memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan itu.  

Akhirnya, pekerjaan pun selesai.  Tanah liat itu sudah berubah menjadi sebuah periuk yang indah memberikan kesaksian akan kehebatan si tukang periuk.

Hal yang sama terjadi dalam kehidupan kita.  Kita adalah si tanah liat itu, yang dibentuk di tangan Sang Tukang Periuk, Allah Bapa kita.  Dia melihat jauh melampaui keadaan kita sekarang, melihat keindahan dan potensi yang dimiliki oleh kita.  Dia menggunakan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, untuk membentuk kita sesuai keinginan-Nya.  Ada saatnya, kita merasa tertekan atau sakit, tapi Dia tidak sedang menyakiti kita, Dia sedang membentuk hati kita, mengikis ego dan kedagingan kita, dan menjadikan kita serupa dengan Dia.

Sama seperti tanah liat yang tidak bisa mengubah dirinya sendiri tanpa si tukang periuk, begitu pula kita.  Kita tidak bisa mencapai tujuan Tuhan tanpa Dia.  Kita perlu percaya dan  menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Dia.  Mungkin kita tidak bisa mengerti jalan-Nya, tetapi satu yang pasti, sama seperti tukang periuk membentuk tanahnya dengan lembut dan sabar, Tuhan pun membentuk kita dengan lembut, dengan kasih dan dengan kesabaran.  Satu hal yang pasti, Dia tidak pernah menyerah dan meninggalkan kita. 

Cerita dari tukang periuk ini mengingatkan kita bahwa perjalanan kita dengan Tuhan adalah sebuah pertumbuhan dan perubahan yang terus menerus.  Di dalam tangan-Nya, kita akan menemukan tujuan yang indah bagi diri kita.  Tidak ada dari kita yang tidak memiliki tujuan indah dan kita diciptakan oleh-Nya untuk memenuhi peran unik yang Dia berikan bagi masing-masing kita.  (ESP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *