“She is mine”. Ini adalah kalimat yang didengar oleh seorang biarawati dari World Vision yang sedang bertugas di Korea. Biarawati ini sedang berjalan melewati timbunan sampah, dan mendengar rintihan dari seorang anak kecil. Dia ingin menolong sang anak, tetapi panti asuhan di mana dia melayani tidak lagi dapat menampung seorang anak pun. Terlalu banyak anak yang dibuang orang tuanya saat itu. Maka, dia pun berjalan melewati timbunan sampah ini. Tetapi, entah mengapa, kakinya seperti berat dan tidak dapat dilangkahkan. Kemudian dia mendengar suara itu, halus tetapi tegas, “She is mine”. Sang biarawati pun membalikkan langkahnya, berjalan menuju timbunan sampah, dan menggendong anak yang hampir tak bernyawa itu dan membawanya ke panti asuhan mereka.
Anak itu bernama Stephanie Fast. Dia lahir dari sebuah hubungan antara seorang wanita berdarah Korea dan seorang tentara Amerika saat perang Korea terjadi. Setelah selesai bertugas, sang tentara meninggalkan wanita itu dan anak perempuan mereka. Sang ibu harus menghidupi dan merawat anaknya seorang diri. Tidaklah mudah di jaman itu, terutama ketika orang-orang Korea saat itu memandang rendah mereka yang berdarah campuran. Mereka yang bukan 100% Korea akan dikucilkan dan dihina. Sang ibu, tidak mampu menahan tekanan sosial yang ada, memutuskan untuk membuang anaknya.
Satu hari, saat dia berumur 4 tahun, ibunya membawa Stephanie ke stasiun kereta api, dan mendudukkan Stephanie di salah satu kursi di kereta. Dia berkata, “Ibu gak bisa ikut dengan kamu, tapi nanti di tempat tujuan, pamanmu akan menjemputmu.” Stephanie pun mengangguk dan menuruti perkataan ibunya. Tetapi, ketika kereta itu sampai di tempat tujuan, berjam-jam Stephanie menunggu, pamannya tidak kunjung datang. Disitulah dia sadar, bahwa ibunya telah membuang dia.
Tiga tahun lamanya Stephanie berjuang untuk hidup. Dia mencuri agar bisa memenuhi kebutuhannya. Tidak memiliki tempat tinggal, Stephanie menghabiskan malam-malam dalam hidupnya di jalanan, di mana dia kadang dianiaya dan disiksa oleh orang-orang yang bertemu dengan dia. Hingga akhirnya, dia tidak lagi memiliki kekuatan, dia terkapar di jalanan, tidak mampu lagi untuk berdiri. Seseorang mengangkat tubuhnya dan meletakkan Stephanie di atas timbunan sampah, di mana biarawati itu menemukan dia.
Saat di panti asuhan, sepasang misionaris datang untuk mencari seorang anak laki-laki untuk menjadi anak mereka. Tetapi ketika melihat Stephanie, sang pria tergerak menghampiri dia, berlutut di depan dia, dan memegang pipinya. Karena trauma yang dialami Stephanie, secara refleks dia mengibaskan tangan si pria, dan meludahinya. Bukannya marah, tetapi pria ini berkata, “She is mine”. Sepasang suami istri ini pun mengangkat Stephanie menjadi anak mereka, mendidik Stephanie dengan Firman Tuhan. Sekarang Stephanie menjadi seorang pengkhotbah dan motivational speaker yang memberkati dan menginspirasi banyak orang.
Tahukah Anda, Tuhan berkata mustahil seorang ibu meninggalkan dan melupakan anaknya. Tetapi, jika pun ada, Dia berjanji tidak akan meninggalkan engkau. Dia telah melukiskan engkau di telapak tangan-Nya. Jika Anda merasa ditinggalkan oleh orang tuamu, jika Anda merasa ditolak oleh pasanganmu, jika Anda merasa dikucilkan oleh orang-orang sekitarmu, ingatlah….
Anda tidak sendirian. Yesus ada bersama Anda, dan dia berkata kepada Anda, “You are Mine.”
ESP – GKK
Comments 1
Apapun yang terjadi dan bagaimanapun keadaan kita saat ini, ingat perkataan Tuhan Yesus: “You are mine” tidak mungkin Tuhan meninggalkan kita dan percayalah pertolongan Tuhan tepat pada waktuNya.
Happy Sunday dan Selamat Beribadah.
GBU.