Bersukacitalah!

“Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kolose 3:14-17).

Mark Tidd yang tinggal di New York menceritakan pengalamannya semasa kuliah ada seorang lelaki tua yang terlihat miskin dan berantakan kerap kali muncul di pintu belakang rumah sewaan mereka. Tangannya memegang keranjang berisi sayur-sayuran yang sudah mulai layu. Matanya terlihat keruh karena penyakit katarak. Kakinya mengenakan dua sepatu kanan yang tidak serasi. Pria itu bernama Pak Roth dan dia datang berkali-kali menawarkan sayur-sayuran yang ia bawa untuk dijual. Pada kunjungan ketiga, dia mengambil waktu untuk menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Tuhan dengan diiringi oleh harmonika tua miliknya. Kemudian dia berkata, “Tuhan itu baik sekali! Saya keluar dari gubuk saya pagi ini dan menemukan tas penuh sepatu dan pakaian di teras rumah saya.” Dia melanjutkan, “Tetapi tahukah kamu apa yang lebih menakjubkan? Baru kemarin saya bertemu dengan beberapa orang yang benar-benar bisa memanfaatkannya” (Craig Brian Larson, 750 Ilustrasi Menarik untuk Pengkhotbah, Guru & Penulis).

Di Kolose 3:14-15, Rasul Paulus menggambarkan kehidupan orang percaya yang selalu bersyukur. Dia menghimbau kita semua untuk bersyukur dan mengulangnya tiga kali. Di ayat 15, dia berkata “bersyukurlah, ayat 16, “mengucap syukur kepada Allah”, dan di ayat 17, “sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa.” Kehidupan yang dipenuhi dengan pengucapan syukur adalah tanda dari manusia baru yang lahir dari Allah.

Ayat ini mengajarkan kita untuk mengucap syukur karena pertama-tama, kita memiliki damai sejahtera Kristus. Kita sudah didamaikan oleh Kristus, dan sekarang kita memiliki damai itu yang akan mempersatukan kita dengan orang-orang percaya lainnya. Kita mengucap syukur karena kita tidak sendirian, tetapi kita memiliki saudara-saudara kita di dalam Kristus untuk saling menolong dan menopang. Kedua, kita memiliki Firman Kristus. Firman-Nya yang mengajarkan kita segala hikmat untuk menjalani kehidupan kita. Firman-Nya yang memampukan kita untuk bertahan. Ketika Firman-Nya hidup di dalam kita, Firman-Nya pula yang akan membuat kita mampu untuk menguatkan saudara-saudara seiman kita dan menyanyikan puji-pujian dan mengucap syukur kepada Allah. Ketiga, kita adalah perwakilan Kristus di dunia ini. Paulus berkata untuk melakukan segala sesuatu di dalam nama Yesus. Ini berarti apapun yang kita lakukan, kita lakukan selaras dengan tujuan dan kehendak Kristus yaitu untuk membantu, menguatkan, dan mengisi kekurangan sesama kita.
Roth bersyukur karena Tuhan memberikan tas penuh sepatu dan pakaian kepadanya, tetapi dia lebih bersyukur lagi karena dia menemukan orang-orang yang memerlukan sepatu dan pakaian. Rasa syukurnya datang bukan karena kebutuhannya dicukupi, tetapi karena dia dapat melakukan sesuatu untuk orang-orang di sekitarnya. Dia menyadari tujuannya dalam hidupnya. Dia tahu terlepas dari kemiskinan dia, dia memiliki arti dalam kehidupan seseorang. Kesadaran bahwa dia memiliki arti dan tujuan di dunia inilah yang memberikan dia kekuatan menghadapi hidup, memberikan dia motivasi untuk bekerja, dan memberikan dia kemampuan untuk bersyukur, memuji Tuhan, dan berkata bahwa Tuhan itu sangat baik.

Saudara, banyak orang tidak dapat bersyukur dalam kehidupan mereka, karena mereka tidak memiliki kasih yang sempurna itu. Mereka tidak memahami tujuan hidup mereka, sehingga mereka merasa tidak berguna, dan ini mematahkan semangat mereka. Tetapi kita, yang sudah percaya, kita dapat bersyukur karena kita sudah di dalam Dia. Di dalam Dialah, kita memiliki damai Kristus yang mempersatukan kita satu dengan yang lain. Di dalam Dialah, kita dapat menguatkan saudara kita dengan Firman-Nya, dan di dalam Dialah, kita memiliki kasih yang sempurna. Di dalam Dialah, kita memiliki arti hidup dan tujuan hidup yang sesungguhnya. Maka Paulus berkata, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4).

ESP-GKK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *