“Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, jikalau kebenaranmu tidak melebihi kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” – Matius 5:20
Khotbah di bukit memiliki standar moral yang tinggi, sebuah kesempurnaan yang ditetapkan Yesus kepada pengikutNya. Kesannya khotbah ini menuntut, menetapkan sebuah standar yang tidak mungkin dicapai oleh pendengarnya bahkan Yesus mengatakan kebenaran kita harus melebihi orang-orang Farisi, yang dikenal dengan ketaatan mereka terhadap aturan-aturan agama. Bagaimana mungkin kita bisa melebihi mereka?
Tetapi sesungguhnya, disinilah kekuatan transformatif anugerah Allah terlihat. Yesus tidak sedang memanggil kita kepada kesempurnaan moral yang dihasilkan oleh kekuatan diri sendiri, tetapi Dia sedang memperlihatkan kepada kita betapa tidak cukupnya kebenaran kita sendiri, dan betapa kita membutuhkan anugerah Allah. Kebenaran ini yang tidak disadari dan dipahami oleh orang-orang Farisi. Mereka bangga akan ketaatan mereka terhadap hukum namun lupa untuk memeriksa motivasi di belakang tindakan mereka.
Kita tidak mungkin bisa memenuhi standar dari Khotbah di Bukit. Hal itu adalah sesuatu yang bukan hanya sulit, tetapi mustahil. Tapi disinilah kita bisa melihat keindahan dari anugerah Allah. Anugerah Allah tidak menuntut kesempurnaan dari kita , tetapi Ia menghadiahkan kesempurnaan itu kepada kita. PengorbananNya di kayu salib memberikan kita kebenaran yang sempurna. Khotbah di Bukit tidak lagi tentang tuntutan, tetapi lebih tentang perubahan hati oleh kuasa Roh Kudus di dalam kita.
Saudara yang terkasih, kita tidak perlu lagi takut dengan standar Allah yang tinggi yang diberikan Yesus. Tapi sebaliknya lihatlah itu sebagai sesuatu yang mengingatkan kita akan anugerah Yesus yang tidak terbatas itu. (ESP)
6
Comments 6
Bravo, your thought will come in handy
Class =)
What a wonderful question
Never better!
Logically, I agree
Very informative